Tentang Karya :
Ukuran : 100 x 100 cm
Media : Acrylic on Canvas
Sawah merupakan lahan yang diolah untuk ditanami padi. Akibat adanya periode penggenangan (air) dalam proses pertumbuhan padi, sawah hanya dapat terlihat di area tertentu; tepatnya di area rural di kota. Secara tidak langsung, sesungguhnya keberadaan sawah memperlihatkan bentuk gaya dan juga nilai hidup yang dibangun dalam lingkungan tersebut. “Where The Rice Fields Lay, There Will I Be” ini menjelaskan hubungan saya dengan lingkungan yang saya tempati. Di sini, melalui hamparan sawah yang saya lihat setiap hari, saya menemukan kedamaian dan kesederhanaan. Tumbuh besar di tengah kota Jakarta yang padat, saya selalu mengagumi hamparan sawah yang hingga kini masih mengelilingi tempat tinggal saya di kampung halaman, Yogyakarta. Selama tujuh tahun menetap di sana, saya melihat bagaimana kesederhanaan menjadi cara warga setempat untuk menjalani kehidupan mereka. Secara tidak langsung, beberadaan sawah juga membawa kesejukan. Kehadiran sawah turut membangun suasana yang damai. Bagi saya, dikelilingi oleh hamparan sawah yang luas, seakan mengajarkan saya untuk “menapak”. Perlahan, rasa akan “cukup” pun mulai melekat. Maka dari itu, di mana sawah berada, di situ pula saya akan menetap.
Tentang Seniman :
My creative works usually revolve around my process of existing and becoming. I talk about desire, comfort, and acceptance through my vizualized rawness of feelings. When it comes to materials, I experiment with fabric quite frequently in the past : as for recently, i become fond of painting. I use painting as a form to interpret things by way of simplifying the space, line, and color as an attempt to reduce the complexity of the object’s shape to be made into the essential basis.
My works explores the relationship between comfort and simplicity on a day – to – day basis. I considered my work as a medium to navigate the different phases in life. When it comes to our most naive feelings, people teng to have some sort of similarity in ways of seeing it. As for me, comfort can be seen as a way to provide some sort of security and serenity, and at the same time, it takes a small part in living by giving a sense of purpose in life. Thus I believe the slightest thing that humans feel must be related to the value of life that we hold; the same goes for comfort.
Group Exhibition
2013
- Rupamatika by Serum x Erudio, Serrum Gallery, Jakarta
2015
- Luka Lama by ist batch of Erudio, Post, Pasar Santa, Jakarta
2016
- BAHAN by Suar Art Space, Suar Art Space, Jakarta
- Gallery at Lotte Duty Free by Lotte Duty Free Avenue, Lotte World Mall, Jakarta
2017
- Remember Me by Erudio x Suar Art Space, Media Track Office, Jakarta
2018
- INFLUENZA by batch of 2016 of Fine Art Departement Institute of The Arts (ISI), Taman Budaya Yogyakarta
- Dreams of Springs by ist & 2nd batch of Erudio, Culture Head, Yogyakarta
- To Be Known by Indies Heritage, Indies Heritage Hotel, Yogyakarta
2019
- KEPANG by Tulang Rusuk Community, RJ Katamsi Gallery, Yogyakarta
- Perupa Muda PAP : Post a Picture by Sangkring Art Space, Bale Banjar Sangkring, Yogyakarta
2022
- PIN by Tulang Rusuk Community, Museum dan Tanah Liat, Yogyakarta
- Next Femminine 2.o by NA Arthouse, NA Arthouse, Jakarta
- Keep The Fire On #8, Survive Garage, Yogyakarta
- Time Wanderes, G Print Studio, Yogyakarta
Solo Exhibition
2016
- FRAGILITY : The Dynamie Between Anxiety and Desire, a solo project by Anaya Anjar, Jakarta Institute of The Art (IKJ), Jakarta
2022
- Beauty in The Mundane : A Solo Exhibition by Anaya Anjar, Artotel Suites Bianti, Yogyakarta.
Art Fair
2022
- Artmoments, Yuan Gallery, Sheraton Grand Jakarta, Jakarta.