This site has limited support for your browser. We recommend switching to Edge, Chrome, Safari, or Firefox.

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Cart 0

Congratulations! Your order qualifies for free shipping You are 200.00IDR away from free shipping.
No more products available for purchase

Products
Pair with
Is this a gift?
Subtotal Free
Shipping, taxes, and discount codes are calculated at checkout

The Lucky Flower


SKU: ART-DST-0003449120
18,000,000.00

TENTANG KARYA :

Judul Karya: The Lucky Flower (2023)
Ukuran Karya: 80 x 100 cm

Material: Acrylic, Crayon on canvas

Deskripsi:
Dalam kepercayaan tertentu, bunga Wijayakusuma diyakini memiliki kekuatan supranatural. Bunga ini mekar pada malam hari, dan menurut mitos Jawa, siapa pun yang menyaksikan mekarnya dipercaya akan mendapatkan terkabulnya keinginan serta keberuntungan. Pada masa Kerajaan Mataram Islam di Surakarta dan Yogyakarta, terdapat kepercayaan bahwa bunga Wijayakusuma membawa tanda kesejahteraan bagi raja yang akan dilantik. Namun, lukisan ini tidak berkisah tentang mitos tersebut. Karya ini lahir dari pengalaman batin sang seniman saat menyaksikan keindahan bunga Wijayakusuma yang rupawan namun berumur singkat. Dari sanalah muncul bayangan dua makhluk yang tengah merayu di antara malam dan subuh, hingga tercipta imajinasi tentang rayuan bunga Wijayakusuma kepada malam, dan kepada subuh.

Description:
In certain beliefs, the Wijayakusuma flower is thought to possess supernatural powers. It blooms at night, and according to Javanese myth, those who witness its blooming are believed to be granted their wishes and receive good fortune. During the era of the Islamic Mataram Kingdom in Surakarta and Yogyakarta, it was believed that the flower symbolises prosperity for a king about to be crowned. However, this painting does not tell the story of that myth. Instead, it is born from the artist’s inner experience upon witnessing the fleeting beauty of the Wijayakusuma flower radiant, yet short-lived. From that moment arose the vision of two beings whispering between night and dawn, sparking the imagination of the Wijayakusuma flower offering its allure to both night and the break of day.


TENTANG SENIMAN :

Desta Aji Saputra lahir pada tahun 1995 di Boyolali. Ia merupakan lulusan S1 Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan telah aktif berkarya selama lebih dari dua tahun. Saat ini, Desta menekuni teknik decalcomania yang terinspirasi dari seniman Max Ernst. Ia gemar menggambar karakter-karakter yang ia temukan dari pembacaan novel Centhini karya Elizabeth D. Inandiak.

Exhibition :

  • Pameran Seni Eksperimental, Surakarta
  • Pameran Gatra Nusantara, UNIMAS Art Gallery Malaysia
  • Pameran ‘Kita Hari Ini’, Bandung
  • Pameran virtual ‘ Pameran Dari Rumah’, Kemenparekraf
  • Pameran ‘Manifesto VII Pandemi’, Galnas Jakarta
  • Pameran ‘ Melukis Asa’, UOB Painting Of The Year 2021
  • Pameran ‘ Nandur Srawung 8; Ecosystem/Pranatamangsa’, Taman Budaya Yogyakarta 2021
  • Pameran ‘ Nandur Srawung 9; Matrix/Mayapada’, Taman Budaya Yogyakarta 2022
[{"variant_id":"47914059268413" , "metafield_value":""}]

The Lucky Flower

18,000,000.00IDR