Tentang Karya :
Ukuran : 150 x 110 cm
Media : Mixed Media on Canvas
ENERGI FEMININ
Kita mengenal konsep “Yin” dan “Yang”, yaitu dua kekuatan yang berlawanan namun terkait erat dan saling melengkapi. “Yin” mengacu pada energi feminin, sedangkan “Yang” mengacu pada energi maskulin. Kita akan merasakan harmoni dalam diri kita ketika kedua energi ini berada dalam keseimbangan. Dalam kehidupan sehari-hari, perupa lebih menggunakan intuisi, sehingga perupa memilih thema “Energi Feminin” dalam karya-karyanya ini. Dalam seri lukisan “Energi Feminin” ini, perupa menggunakan warna-warna yang menyala sebagai visualisasi dari energi. Sebagaimana Yin dan Yang, sifat menerima merupakan cerminan dari Divine Feminine, sedangkan sifat memberi merupakan cerminan dari Divine Masculine. Perupa ingin menyampaikan bahwa sesungguhnya wanita memiliki energi alaminya sendiri, namun sayang kebanyakan wanita sudah melupakannya di zaman yang penuh dengan persaingan ini, ketika semua orang sepertinya dituntut menunjukkan energi maskulinnya yang dibentuk oleh logika dan agresivitas dalam wujud ketangguhan, kekuatan, sikap suka memberi, dan berorientasi pencapaian. Padahal, sesungguhnya wanita punya kekuatannya sendiri, yakni energi feminin yang dibentuk oleh intuisi dan sifat welas asih dalam wujud sikap yang berempati, bersabar, menerima, dan berorientasi kasih sayang.
English
You are able to go with the flow and not bound by rules. It is like the feeling you get when you are on vacation.
Indonesia
Kamu bisa mengikuti arus, tidak terbelenggu oleh aturan. Ini seperti perasaan yang kamu alami ketika kamu berlibur.
Tentang Seniman :
Mira El Amir seorang seniman visual yang juga seorang Ibu rumah tangga. Saat ini Mira memfokuskan karya seninya menggunakan medium kanvas. Pengalamannya melukis dan mendapatkan terapi dari kegiatan melukis ia bagikan dengan cara mengadakan workshop melukis bersama para terapis. Kegiatan terapi penyambuhan melalui seni ini dinamakannya #LukisJiwa
Dengan latar belakang kehidupannya di masa kecil hingga dewasanya tinggal berpindah-pindah dari kota yang satu ke kota lainnya telah mengajarinya cara berpikir dan bagaimana mempertanyakan dan memaknai kehidupan. Dia suka bercerita melalui karya seni. Seninya mewakili keindahan di balik kekurangan dan keburukan di balik kesempurnaan. Dia menyukai kejujuran dan ekspresif secara agresif dalam pekerjaannya. Ia percaya bahwa berkesenian adalah caranya menyalurkan frustasi, emosi, dan pikirannya. Abstrak dalam karyanya dibentuk dengan coretan yang bermakna dan upaya nyata untuk menyatu dengan alam.