Panggil saja Fae, lahir di Wonosobo tahun 1994, seorang seniman lulusan ISI Yogyakarta Jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan 2012. Mengawali karir seni rupa dengan karya-karya drawing, hingga saat ini ia memfokuskan diri pada Textile Art, menggunakan berbagai medium bahan dan aksesoris tekstil dan mengeksplorasi berbagai macam teknis seperti rajut, menjahit, dan manipulasi tekstil seperti memanaskan atau membakar sehingga menimbulkan efek tekstur tertentu.
Ibunya yang seorang penjahit memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung kepada proses berkeseniannya dalam mengembangkan sisi artistik, teknik, dan pengetahuan akan sifat dan jenis tekstil. Fae membuat berbagai macam karya tekstil baik tiga dimensi seperti boneka maupun karya dua dimensi. Berbagai karakter bahan dan teknik jahit membantunya dalam mencitrakan ruang imajinasinya yang sangat dalam.
Menurutnya tekstil merupakan bahan yang sangat familiar dalam kehidupan manusia. Dari awal peradaban manusia hingga saat ini tekstil masih dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk baju, dan kebutuhan dekorasi. Seiring berjalannya waktu, tekstil digunakan untuk menciptakan Fine Art atau karya seni . Tetapi di era saat ini masih terdapat stigma-stigma tertentu yang merekat pada karya tekstil, seperti stigma tekstil sebagai Craft maupun stigma tekstil yang melekat sebagai sesuatu yang Feminim. Maka dari itu masih sangat membutuhkan suatu perjuangan untuk mengangkat nilai tekstil ke dalam skena Fine Art.
Berbagai karya yang sudah pernah ia buat sangat kental akan pesan, akan berbagai cerita dari ruang imajinasinya, dari keresahan-keresahan yang mengusiknya. Tekstil menawarkan kekayaan akan sejarah dan pengetahuan keberagaman akan teknik-teknik yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk menciptakan karya. Obyek visual yang dibuatnya memerlukan waktu yang relatif panjang secara teknis pengerjaan, detail, membutuhkan daya imajinasi yang tinggi dan pada akhirnya menggugah emosional penikmat karyanya.
Tentang Karya
Judul : Golden Age
Ukuran : 100 x 100cm
Media : Crochet, fabric, beads, on canvas
Tahun : 2021
Terinspirasi dari sejarah Zaman Renaissance di Eropa, yaitu ketika Bangsa Eropa dilanda zaman kegelapan seperti adanya wabah penyakit, krisis ekonomi, krisis politik, dan krisis pemikiran. Zaman Kegelapan tersebut menjadikan manusia berpikir lebih untuk merevolusi kehidupannya agar lebih baik di masa selanjutnya.
Zaman Keemasan Mesir, Yunani dan lain-lainnya juga mengalami masa-masa yang disebut zaman kegelapan. Seringkali hal-hal yang menyakitkan atau kegelapan membuat manusia berpikir lebih sehingga banyak penemuan dan terobosan besar terjadi. Seperti halnya Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang menghasilkan teknologi-teknologi yang dapat kita nikmati saat ini.
Warna hitam pada karya ini menyimbolkan zaman Kegelapan, sedangkan warna emas pada objek-objek menyimbolkan adanya harapan baru. Atau dengan kata lain akan ada zaman Keemasan sebagai hasil dari zaman Kegelapan. Harapannya dengan karya ini adalah Dunia dapat bangkit dari masa sulit ini dan lebih kuat dari sebelumnya.
Kegiatan Berkesenian
PAMERAN
2012
Pameran Perdana Dig Out Dream bersama Mahasiswa Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta
2014
Pameran Tribute to Mr. Sadjiman - Galeri Sutopo, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
2016
Pameran Digital Artwork komunitas Conspiral Magelang
Pameran SAKA 2016 bersama mahasiswa Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta - Benteng Vredeburg
Pameran Nasional Linkar Semar - Taman Budaya Jawa Tengah
Pameran Art for Orangutan #2 - Jogja Nasional Museum
Pameran Homeland - Tulung Agung
Pameran Kediri Art and Culture Festival
2017
Pameran ISI dan ITB Bloom in Diversity - Sangkring Art Space
Pameran Gayub Rupa - UNNES
Pameran Nandur Srawung 2 - Taman Budaya Yogyakarta
Pameran Magelang Youth Art Fair - ARTOS
2018
Pameran The healing Stories - Galeri Sutopo, Institut Seni Indonesia
PENGHARGAAN
2016
3 Mural Competition - Dies Natalis Universitas Sanata Dharma tingkat umum